Senin, 05 Maret 2012

Sekilas antara Engineering dan Management


Selama kita kuliah, kita dihadapkan pada masalah-masalah yang lebih bersifat akademis dengan adanya kegiatan perkuliahan yang sedemikian rupa. Diluar masalah akademis, kita juga selalu bertemu dengan masalah personal dan interpersonal pada umumnya. Beberapa orang mendapatkan pengalaman untuk berorganisasi dan pernah berhadapan dengan masalah-masalah organisasional. Sedikit dari mereka pernah merasakan bagaimana menjadi pemimpin dan mengeksplorasi potensi kepemimpinan mereka. 

Setelah lulus, kita akan dihadapkan dengan masalah-masalah yang lebih kompleks. Di dalam dunia kerja, nantinya para mahasiswa akan dibenturkan pada realita yang tidak ideal dan jauh dari keadaan terkondisikan. Realita inilah yang sebenarnya akan menguji ketahanan diri seseorang, sebagai bibit unggul dengan standar intelektual relatif tinggi dan juga sebagai manusia biasa yang memiliki hawa nafsu dalam berkehendak. Keputusan yang diambil oleh seseorang itu dapat sesuai dengan peraturan yang ada, namun juga sebaliknya. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan yang sifatnya antropologis dan manajerial tidak bisa serta merta dikesampingkan oleh seorang engineer, misalnya. Bahkan justru, keahlian tambahan sebagai seorang pengatur (manager) yang baik oleh seorang engineer merupakan suatu added value yang cukup bernilai.

Kemampuan manajemen adalah suatu suatu bidang kemampuan yang dipakai di semua jenis industri. Bahkan seorang engineer harus memiliki kemampuan manajemen yang baik karena nantinya mereka akan selalu bekerja dengan tim. Dalam suatu perusahaan ada banyak sekali hal yang perlu diatur. Pada kuliah Kapita Selekta Teknik Fisika, kita diperkenalkan dengan beberapa isu manajemen, diantaranya risk management, knowledge management dan root cause analysis.

Seorang Engineer dididik untuk memiliki pola berpikir sistematis. Disinilah kelebihan engineer daripada profesi lain karena pola berpikir sistematis akan memudahkan problem solving.

Seseorang yang telah mengetahui pentingnya menggunakan metode menganalisa akar permasalahan akan lebih mudah dalam merespon masalah yang terjadi padanya, dan dengan langkah yang tepat pula. Hal ini terjadi karena ia paham bahwa tujuan Root Cause Analysis adalah penyelesaian masalah, dengan dua poin penting yaitu mencari akar permasalahan yang pokok dan menentukan tindak penanggulangan yang efektif. Ia pun tahu bahwa keunggulan Root Cause Analysis dalam mensistesis masalah adalah dapat memetakan masalah secara konprehensif, menentukan bobot masalah sehingga dapat memprioritaskan maslah yang harus diselesaikan, dan juga secara tidak langsung ia dapat memperkirakan output dari suatu masalah.

Dalam suatu perusahaan tertentu pun ada suatu sistem tukar pengetahuan maupun informasi dan proses transfer pengetahuan kepada partner kerja yang lebih junior. Proses ini dikenal dengan Knowledge Management. Proses ini juga dapat memiliki metode-metode yang berbeda pada perusahaan yang berbeda pula, disesuaikan dengan profil perusahaan. Tentunya, transfer pengetahuan ini harus terjadi secara dinamis, baik dalam fungsi formal dan informal, juga dalam media online dan offline. Pada periode tertentu, dapat juga dilaku-kan semacam sistem ujian dalam rangka memberikan peringkat atas pengetahuan yang telah dimiliki oleh entitas perusahaan.

Risk Management adalah teknik mengidentifikasi, menilai dan memprioritasi resiko sehingga dapat dikurangi, dikontrol dan dimonitor untuk keberlangsungan perusahaan yang baik. Risk management yang baik akan mengecilkan kemungkinan dari hal-hal yang tidak diinginkan untuk terjadi. Risk management yang baik hanya akan dapat dilakukan apabila kita memiliki kemampuan root cause analysis dan knowledge management yang baik pula. Karena itu semua jenis management tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

Kesimpulannya, seorang engineer wajib memiliki ilmu manajemen untuk bisa survive dalam dunia kerja dan bisnis. Oleh karena itu kita harus berusaha mempelajarinya dari sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar